FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengunjun g Dalam Memilih Hotel. Yusrin Laila Sany¹, Agustinus Nur Arief Hapsor o, S.T., M. T². Prodi S1
Tourism atau perjalanan wisata memiliki bentuk dan tujuan yang beragam. Lantas, apa saja jenis-jenis pariwisata yang ada saat ini? Istilah pariwisata tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Apalagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kondisi alam yang indah dan kebudayaan yang kaya telah menjadi salah satu negara tujuan wisata terbesar di dunia. Namun mungkin masih banyak di antara kita yang belum mengetahui klasifikasi dan jenis-jenis pariwisata itu sendiri. Berikut ini Batam Tourism Polytechnic merangkum klasifikasi dan jenis-jenis pariwisata yang perlu kamu ketahui. Klasifikasi pariwisata dapat dilihat berdasarkan kriteria pembeda yang dipilih. Misalnya, berdasarkan teritori, pariwisata bisa dibedakan menjadi pariwisata domestik dan mancanegara. Selain itu, pariwisata juga bisa diklasifikasikan berdasarkan tujuan seperti berikut Pariwisata Kognitif Pariwisata kognitif adalah perjalanan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari sesuatu baik itu budaya, adat istiadat, gaya hidup, maupun kondisi wilayah daerah tujuan wisata. Wisata pendidikan masuk ke dalam pariwisata kognitif karena kegiatan pariwisata yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tertentu. Pariwisata Pilgrim Wisata pilgrim berkaitan erat dengan kegiatan keagamaan. Di Indonesia kita mengenal istilah wisata ziarah. Di luar negeri, kita juga mengetahui tren mengunjungi tempat ibadah besar atau pusat keagamaan untuk kebutuhan spiritual. Pariwisata Bisnis Pariwisata bisnis merupakan perjalanan wisata yang dilakukan sekaligus bersamaan dengan kegiatan-kegiatan bisnis. Misalnya, seorang profesional perlu melakukan pekerjaan di suatu daerah. Biasanya perjalanan bisnis ini dilakukan dalam jangka waktu cukup lama sehingga digabungkan dengan kegiatan wisata. Jenis-Jenis Pariwisata Ada banyak jenis pariwisata dan jenis-jenis ini terus bertambah seiring perkembangan tren wisata. Berikut ini beberapa jenis-jenis pariwisata yang sering dilakukan Pariwisata Etnik Pariwisata etnik atau ethnic tourism merupakan perjalanan wisata yang bertujuan untuk mengamati kebudayaan dan gaya hidup masyarakat di daerah tujuan wisata. Selain untuk hiburan, pariwisata etnik biasanya dilakukan untuk kepentingan studi atau penelitian. Wisatawan tidak hanya datang dan berkunjung untuk melihat-lihat tapi juga ikut tinggal bersama masyarakat setempat untuk mempelajari budaya dan gaya hidup mereka. Pariwisata Budaya Hampir sama dengan pariwisata etnik, pariwisata budaya atau culture tourism bertujuan untuk mempelajari kebudayaan masyarakat di daerah tujuan wisata pada rentang waktu tertentu. Yang membedakan wisata budaya dengan wisata etnik, pada wisata budaya wisatawan tidak harus tinggal bersama masyarakat. Wisata ini bisa dilakukan dengan cara mengamati serta mengunjungi berbagai museum dan situs-situs sejarah, sehingga wisatawan mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai kebudayaan masyarakat daerah tersebut. Jenis-jenis Pariwisata Rekreasi Sesuai dengan namanya, pariwisata rekreasi adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan rekreasional. Pariwisata rekreasi cocok dilakukan bersama keluarga atau kelompok. Kegiatan ini bisa dilakukan di berbagai tempat seperti hutan, atau yang paling sering adalah di taman hiburan tempat banyak wahana permainan tersedia. Pariwisata Alam Pariwisata alam atau eco tourism akhir-akhir ini menuai ketenaran. Berkat tayangan-tayangan wisata jelajah alam, banyak anak muda yang kemudian tertarik mengunjungi lokasi-lokasi yang masih alami dan belum tercemar. Tujuan dari wisata alam adalah untuk mengagumi keindahan alam yang masih murni sekaligus untuk mengambil jeda sejenak dari beraneka macam kebisingan dan kesibukan perkotaan. Sering kali, wisatawan juga terlibat dalam kegiatan konservasi alam. Pariwisata Kota Berkebalikan dari wisata alam, wisata kota atau city tourism dilakukan dengan tujuan untuk mengenal seluk-beluk perkotaan lengkap dengan hingar bingar kebudayaannya. Wisata kota biasanya dikaitkan dengan kunjungan-kunjungan ke berbagai landmark kota, juga berbagai tempat perbelanjaan dan hiburan baik siang maupun malam. Jenis-jenis Pariwisata Agro Wisata Agro tourism dikenal juga sebagai rural tourism atau farm tourism merupakan jenis pariwisata yang mulai menuai kepopuleran. Biasanya, agro wisata dilakukan di desa-desa dengan tujuan untuk mempelajari kegiatan pertanian, perkebunan, atau peternakan di daerah tersebut. Wisatawan bisa turut terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pertanian, perkebunan, dan peternakan dengan cara memberi makan binatang ternak, memetik hasil pertanian, sampai ikut mengolah hasil panen menjadi oleh-oleh yang bisa dibawa pulang. Agro wisata cocok dilakukan bersama keluarga terutama untuk memberikan edukasi kepada anak mengenai kegiatan pertanian. Wisata Maritim Wisata maritim atau wisata bahari berkaitan erat dengan kegiatan di laut. Kegiatan yang bisa dilakukan dalam wisata bahari termasuk memancing, berenang di laut, menyelam, berlayar, berselancar, sampai ikut terlibat dalam konservasi laut, seperti menanam terumbu karang. Itu tadi klasifikasi dan jenis-jenis pariwisata yang kami rangkum. Di luar itu, masih banyak jenis-jenis pariwisata lain karena industri pariwisata terus berkembang dan melahirkan istilah-istilah baru. Kalau kamu tertarik pada dunia pariwisata dan ingin melanjutkan pendidikan tinggi di bidang pariwisata, yuk bergabung dengan keluarga besar Batam Polytechnic! Kunjungi website BTP dan lakukan pendaftaran dengan klik di sini! SistematikaPenulisan Laporan Kunjungan Wisata. Dalam penulisan laporan kunjungan wisata terdapat aturan baku yang harus ditaati agar laporan study tour yang dibuat sesuai dengan standar yang telah ada, mudah dibaca, mudah dipahami, dan dapat dipertanggung jawabkan. 1. Nama Kegiatan sebagai Judul Laporan Kunjungan Wisata.Manfaat Memahami Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataDefinisi Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataModel Perilaku Pengunjung Destinasi PariwisataPengenalan KebutuhanMencari InformasiEvaluasi alternatif sebelum membeliMembeliKonsumsi di destinasi wisataEvaluasi setelah membeliMengingat dan berbagi Referensi Manfaat Memahami Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata – Salah satu prinsip dari pemasaran destinasi pariwisata adalah berorientasi terhadap pasar market oriented, dan yang dimaksud dengan pasar dalam hal ini adalah pelanggan destinasi pariwista. Market Oriented pada dasarnya merupakan suatu pendekatan dalam segala aktivitas pemasaran dengan menyandarkan pada sudut pandang pelanggan. Hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya segala aktivitas pemasaran adalah berupaya untuk menyelaraskan antara kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dengan penawaran destinasi, agar tercapai kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Market Oriented dimulai dari usaha memahami apa yang ada dibenak pelanggan. Dan salah satu cara untuk memahami benak pelanggan adalah dengan cara memahami bagaimana mereka bertindak atau berperilaku. Pelanggan destinasi pariwisata pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pelanggan akhir dan pelanggan bisnis atau perantara. Sementara yang akan saya ulas dalam kesempatan ini adalah mengenai perilaku pelanggan akhir, atau yang biasa disebut dengan pengunjung, wisatawan atau pelancong. Definisi perilaku pengunjung destinasi pariwisata adalah tindakan yang dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan destinasi yang didasarkan pada keputusannya dalam merespon segala sesuatu yang merangsangnya. Rangsangan pengunjung dalam memutuskan untuk bertindak tersebut dapat dibagi menjadi dua macam yaitu rangsangan dari dalam internal dan dari luar eksternal. Rangsangan dari dalam biasanya disebabkan oleh faktor personal pengunjung sebagai individu seperti cara berfikir, cara berpresepsi, kondisi fisik, kondisi ekonomi, jenis kelamin dll. Sedangkan rangsangan dari luar biasanya disebabkan oleh faktor-faktor seperti situasional, teman, kerabat, aktivitas pemasaran destinasi pariwisata dll. Model Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Model perilaku pengunjung destinasi pariwisata sebenarnya sangat banyak dikemukakan oleh para pakar pemasaran pariwisata dengan berbagai pendekatan. Namun yang akan saya jelaskan kali ini adalah pendekatan dalam memahami perilaku pengunjung destinasi pariwisata dari sudut pandang perilaku pengunjung dalam melakukan pembelian purchase behavior. Menurut Morrison 2010 dalam Morrison 2013 terdapat tujuh tahapan perilaku pengunjung destinasi pariwisata dalam proses pembeliannya yang tersaji dalam gambar berikut. Model Perilaku Pengunjung Destinasi Pariwisata Sumber Morrison 2013 dalam Hidayah 2021 Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian perjalanan dimulai saat orang merasa membutuhkan untuk melakukan kegiatan wisata. Kebutuhan tersebut biasanya terjadi diakibatkan oleh satu atau lebih rangsangan baik dari faktor internal maupun dari faktor eksternal baca juga faktor internal dan eksternal yang saya uraikan sebelumnya. Morrison 2013 mengungkapkan tiga jenis rangsangan utama yang dapat memicu seseorang merasa membutuhkan kegiatan wisata. Rangsangan tersebut yaitu dari sisi personal, interpersonal dan komersial. Komersial rangsangan ini dikarenakan oleh aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh pengelola destinasi pariwisata. Aktivitas komunikasi pemasaran pariwisata atau promosi pariwisata menjadi faktor utama dalam mempengaruhi calon wisatawan untuk mengenali kebutuhannya dalam berwisata. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran pariwisata ini lebih baik terfokus pada kebutuhan dan keinginan pelanggan daripada hanya bertujuan untuk mengekspos fitur-fitur dari destinasi semata. Interpersonal Selama bertahun-tahun, telah dikenali bahwa informasi dari mulut ke mulut word-of-mouth lebih kuat dalam mempengaruhi pengunjung daripada informasi dari sisi komersial. Dari banyak penelitian dan studi terlihat bahwa informasi dan rekomendasi interpersonal sangat diandalkan dalam dunia pariwisata. Sumber-sumber interpersonal yang dapat mempengaruhi seseorang mengenali kebutuhan dalam berwisata meliputi anggota keluarga, teman, rekan bisnis, influencer, key opinion leader KOL, opini dari pemimpin dll. Personal Faktor personal merupakan faktor internal dari diri seseorang yang dapat mempengaruhi kebutuhannya dalam berwisata. Faktor ini biasanya disebut dengan faktor dorongan dari dalam diri calon pengunjung sendiri yang biasanya tercermin dari sisi motivasi. Mencari Informasi Tahap kedua dalam proses pembelian perjalanan adalah pencarian informasi secara aktif. Setelah seseorang menjadi sadar akan kebutuhan untuk berwisata, mereka cenderung mulai mencari informasi mengenai destinasi wisata, produk dan layanan yang mereka rasa akan memuaskan kebutuhannya tersebut. Ketika seseorang mengenali kebutuhan, maka mereka cenderung akan menginginkannya, Jika sudah merasa ingin, selanjutnya biasanya mulai mencari informasi. Menurut Morrison 2013 terdapat tiga sumber informasi utama yang tersedia bagi calon pengunjung yaitu Informasi yang didominasi oleh destinasi yang termasuk kedalam jenis sumber informasi ini yaitu aktivitas pemasaran dari pengelola destinasi pariwisata dan para pemangku kepentingan pariwisata yang terdapat di destinasi tersebut. Website, Internet of Things IoT, dan sosial media sekarang menjadi sumber utama sebagai sumber informasi mengenai destinasi wisata. Selain itu ada juga elemen lain dari kampanye komunikasi pemasaran dari pengelola destinasi yang konvensional seperti periklanan, penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, promosi penjualan, merchandising, digital marketing/internet marketing, dll. Informasi interpersonal dan pihak ketiga Sumber interpersonal disini meliputi keluarga, teman, rekan bisnis dan pemimpin opini; mereka adalah sumber informasi dari mulut ke mulut. Sumber informasi yang lain dalam kategori ini yaitu penilaian independen dari pihak ketiga, yang biasanya terkumpul dari buku panduan perjalanan travel guide books atau majalah pariwisata seperti Lonely Planet, Rough Guides, Frommer’s, Fodor’s, National Geography Traveler, Majalah Travelounge dan lain-lain. Sistem penilaian pemerintah dan lembaga-lembaga independen juga tersedia dalam membantu calon pengunjung dalam membuat keputusan. Situs ulasan pelaku wisata seperti berbagai blog perjalanan atau wisata juga termasuk dalam kategori informasi ini. Sumber internal sumber informasi ini terdapat dalam ingatan atau memori seseorang mengenai destinasi pariwisata. Yang termasuk dalam kategori ini yaitu pengalaman kegiatan wisata masa lalu, ingatan mengenai promosi dari destinasi pariwisata, dan persepsi seseorang mengenai citra destinasi tertentu. Evaluasi alternatif sebelum membeli Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, selanjutnya calon pengunjung mengevaluasi alternatif-alternatif atau pilihan dari informasi yang masuk benaknya. Tahap ini memperlihatkan bagaimana keputusan seseorang dapat dipengaruhi oleh pikiran dan atau perasaannya. Ada yang memutuskan untuk membeli karena pikiran secara rasional kriteria objektif dan ada pula yang membeli karena perasaan secara emosional kriteria subjektif. Yang termasuk kedalam kriteria obyektif seperti harga tiket pesawat, harga produk di destinasi, harga aktivitas-aktivitas dan pengalaman, harga hotel dan harga-harga lainnya, lokasi tujuan, dan lain sebagainnya. Sedangkan yang termasuk kedalam kriteria subyektif yaitu segala sesuatu yang irasional seperti karena rasa sayang atau cinta, karena sesuatu yang membanggakan atau banyak juga karena ingin menyombongkan diri dan lain sebagainnya. Membeli Maksud membeli disini adalah memutuskan untuk datang ke suatu destinasi pariwisata. Seseorang memutuskan untuk datang karena disebabkan oleh tekad atau niat intention untuk memesan perjalanan atau datang langsung tanpa terencana. Namun kadangkala niat tersebut masih belum bulat dan masih dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti membicarakan terlebih dahulu dengan anggota keluarga, teman atau sumber interpersonal lainnya. Jaringan sosial media mungkin diperiksa lagi untuk mengkonfirmasi pilihan yang telah dibuat untuk meyakinkan. Hal tersebut dapat menyebabkan penundaan pengambilan keputusan secara lengkap. Selain itu, faktor situasional dapat berubah, seperti situasi pekerjaan atau keuangan, yang menyebabkan penundaan keputusan pembelian. Keputusan dalam memilih destinasi pariwisata sebenarnya bukanlah satu-satunya keputusan yang harus dibuat. Sebenarnya, terdapat banyak sub-keputusan lain yang harus diambil sebelum keputusan akhir dilakukan, seperti kapan harus berangkat, bagaimana cara membayar, bagaimana dan kemana harus melakukan pemesanan, berapa lama tinggal, berapa banyak uang yang harus dibawa, bagaimana sampai kesana, rute apa yang harus ditempuh, apa yang harus dilakukan di destinasi, memakai jasa biro perjalanan atau tidak dan lain sebagainnya. Jika pembuat keputusan tidak sendirian, maka keputusan ini bisa menjadi lebih kompleks karena melibatkan beberapa orang yang berbeda, misalnya dalam keluarga, ada orang tua dan anak-anak, dalam grup ada pimpinan dan anggota, dan lain sebagainnya. Konsumsi di destinasi wisata Tahapan ini merupakan proses konsumsi yang dilakukan oleh pengunjung terhadap produk wisata di destinasi. Perlu diketahui bahwa karakteristik produk destinasi pariwisata termasuk kedalam kategori produk jasa, sehingga kualitas produk hanya bisa dirasakan pada saat proses interaksi/kontak dilakukan oleh pengunjung dengan segala komponen yang ada di destinasi pariwisata. Segala proses interaksi mulai dari datang hingga kembali ke tempat tinggal menghasilkan pengalaman-pengalaman yang parsial dan keseluruhan. Pengalaman parsial di setiap momen interaksi biasa disebut dengan Moment of Truth MoT dan pengalaman total secara keseluruhan biasa disebut dengan Service Encounter. Contoh momen interaksi yang menghasilkan suatu pengalaman parsial yaitu pada saat di bandara, di hotel, di daya tarik wisata atau atraksi wisata, di rumah makan dan lain-lain, dan total pengalaman adalah akumulasi pengalaman dari setiap momen-momen tersebut. Dalam setiap momen interaksi, pengunjung memiliki harapan ekspektasi tertentu yang harus dipuaskan oleh destinasi pariwisata. Tetapi hal tersebut dirasa sulit dilakukan oleh pengelola destinasi, karena mereka tidak dapat mengendalikan produk yang dikonsumsi oleh pengunjung secara langsung. Karena yang menyediakan produk sebanarnya adalah industri, baik yang dikelola oleh swasta maupun publik, sehingga pengelola destinasi lebih bersifat memimpin dan mengkoordinasikan terhadap penjaminan mutu atau kualitas produk secara keseluruhan. Evaluasi setelah membeli Setelah melakukan konsumsi di destinasi pariwisata, pengunjung biasanya akan melakukan evaluasi terhadap apa yang dialami oleh mereka pada saat di destinasi. Proses evaluasi tersebut biasanya dilakukan pada saat dalam perjalanan pulang atau setelah mereka kembali ke tempat tinggalnya. Biasanya mereka akan membandingkan apa yang telah mereka dapatkan dengan apa yang mereka harapkan sebelumnya. Jika harapan mereka terpenuhi atau terlampaui, kemungkinan besar mereka akan puas dengan destinasi, dan sebaliknya jika harapannya tidak terpenuhi mereka cenderung tidak puas. Perlu digaris bawahi bahwa banyak penelitian yang memperlihatkan pengunjung yang puas mereka akan cenderung kembali lagi dan sebaliknya pengunjung yang tidak puas biasanya tidak mau untuk datang kembali. Mengingat dan berbagi Berdasarkan banyak blog perjalanan dan foto liburan yang diposkan di jejaring media sosial, terlihat bahwa banyak orang yang suka mengingat dan berbagi pengalaman perjalanan mereka di destinasi. Untuk itu, pengelola destinasi pariwisata dan para pemangku kepentingan atau stakeholder harus melakukan semua yang mereka bisa untuk mendorong pengunjung dalam mengenang dan memberi tahu orang lain tentang pengalaman perjalanan mereka. Salah satunya adalah dengan menyediakan komunitas online di website atau di jejaring sosial agar tercipta banyak testimoni yang dapat mempengaruhi orang lain untuk datang ke destinasi, tetapi dengan syarat destinasi harus dapat memuaskan mereka, karena kalau tidak dapat memuaskan, maka malah testimoni negatif yang akan didapat. Wallahu A’lam Bishawab. Referensi Hidayah, Nurdin 2021. Pemasaran Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Era Digital Targeting, Positioning, Branding, Selling, Marketing Mix, Internet Marketing. Jakarta Kreasi Cendekia Pustaka Morrison, Alastair M. 2013. Marketing and Managing Tourism Destinations. New York Routledge
Dalambidang ekonomi meliputi pendapatan wisata yang dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisata setiap bulannya. Kemudian penghasilan tiap bulan yang didapat oleh masyarakat, pengertian pendapatan menurut Ilmu Ekonomi adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperolehDataprimer adalah data yang didapat pertama kali dari individu atau perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner (Umar, 2002: 130). Data yang diperoleh ini berasal dari pengunjung atau wisatawan yang sedang dan pernah berkunjung ke obyek wisata pantai Glagah Indah Yogyakarta. .
Kunjungan kep erusahaan ini bertujuan unt u k memberikan informasi atau pengetahuan baru kepada siswa mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dilapangan terkait dengan kegiatan perekonomian khususnya di bidang produksi agar siswa tidak hanya memahami informasi dari sumber buku saja, akan tetapi dapat membandingkannya dengan kejadian iqnni.