Rezeki Terindah Bukanlah Harta. Syekh Mutawalli asy-Sya'rawi mengatakan,"Rezeki terindah bukanlah harta. Tetapi ketenangan jiwa, cahaya pada akal, kesehatan tubuh, kebeningan hati, sehatnya pikiran, doa ibu, kasih ayah, keberadaan saudara, tawa riang anak-anak, perhatian teman, dan doa orang-orang yang saling mencintai di jalan Allah.

Authors Hermansyah Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, STIDDI Al-Hikmah Jakarta Keywords Metodologi, Tafsir, Al-Qur'an, Mutawalli Asy Sya’rawi Abstract Penelitian ini menganalisis tentang latar belakang kemunculan, metode yang digunakan, dan penafsiran dalam tafsir Syekh Mutawalli Asy Syar’awi. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif pendekatan studi pustaka. Kesimpulan penelitian ini adalah Syekh Sya’rawi menggabungkan antara tafsir bil matsur dengan tafsir bir ra’yi, Tetapi penafsiran yang dilakukan adalah didominasi dengan tafsir bir ra’yi. Metode penafsiran yang digunakan oleh Syekh Sya’rawi yaitu memadukan antara metode tahlili dan muadhu’i, tetapi lebih dominan metode maudhu’i. Dari segi corak penafsiran tokoh ini menggunakan corak tarbawi dan corak hidai. Dari segi aliran fiqihnya beliau bermadzhab Syafi’i dalam fiqihnya. Karakteristik tokoh tafsir ini memiliki karekteristik yang spesial yaitu menggunakan contoh-contoh yang rasional dalam mendukung penafsirannya. Sementara menurut pandangan para ulama, Syekh Sya’rawi merupakan ulama yang rasional, moderat, dan sufistik. Downloads Download data is not yet available. References Abu al-Ainain, Said, Asy-Sya’rawi Alladzi Lâ Na’rifuh, Kairo Akhbar al-Youm, 1995, hal. 28-29. Badruzzaman, M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode dan Ittijah, Disertasi, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, hal. 40. Hassan, Riaz, Keragaman Iman Studi Komparatif Masyarakat Muslim, Jakarta Raja Grafindo Persada, 2006. Hidayat, Hamdan, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an,dalam Jurnal Al Munir, Vol. 2, No. 1, Juni 2020. Hikmatiar Pasya, Studi Metodologi Tafsir Asy Sya’rawi, dalam Jurnal Studi Quranika, Jurnal Studi Al-Qur’an, Vol. 1 No. 2, 2017. Husein Adz Dzahabi, Muhammad, Al Tafsir Wa Al Mufassirun, Kairo Dar Al Hadits, 2005. Husein Jauhar, Ahmad al-Mursi, Asy-Syaikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’râwî Imâm al-Ashr, Kairo, Mesir Nahdlah, 1990, hal. 11. Istibsyarah, Hak-hak Perempuan Relasi Gender Menurut Tafsir asy-Sya’rawi, Jakarta Mizan, 2004. Kaafi, Manshur, Asy Syekh Muhammad Mutawalli Asy Syarawi Wa Manhajuhu Fi Al-Tafsir, Kairo Majallah Kuliyyatul Ulum Al Islamiyyah, 2006. Masy’an Suud Abdul Aisawy, At Tafsir Al Isyari Mahiyatuhu Wa Dhawabithuhu, Beirut Darul Kutub Al Ilmiyah, 2013. Mohammad Ali Ash Shobuny, At Tibyan Fii Ulumil Qur'an, Karachi Pakistan Maktabah Al Busyro, 2010. Muhammad Mutawalli Asy Sya’rawi, Aqidah al-Muslim, Kairo Maktabah Al-Turats Al-Islami, 1987. Muhammad Rajab Bayumi, Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi Jaulah Fi Fikrihi Al Mausu’I Al Fasiih, Kairo Maktabah Al Turats Al Islamy, 1990. Muhammad Yasin Jizr, Alim Ishrif Fi Uyun Al Muashir, Beirut Dar Al Jayt, 1990. Muhammad, Muqaddam, Manhaj Al Sya’rawi Fi Tafsir Al-Qur’an Al Karim, Al Jazair Jami’ah Wahran, 2012. Muslim, Imam, Shahih Muslim, Beirut Dar Thayyibah, 2006. Mutawalli Asy Sya’rawii, Muhammad, Khawathir Imaniyah, Kairo Dar Nur, 2110

Pesan menyentuh Syekh Mutawalli Asy-sya'rawi #dakwah_islam #kajianislam #dahwakpende Assalamu'alaikum sahabat AudioUmmat-----
Mesir merupakan negeri yang melahirkan cukup banyak kaum terpelajar Muslim. Salah satu ulama berpengaruh di paruh kedua abad ke-20 adalah Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi. Jangkauan dakwah pria kelahiran Provinsi ad-Daqahliyah, Mesir, ini mencakup lintas kalangan. Sosok yang menghafal Alquran sejak usia 11 tahun itu dikenal luas sebagai dai paling populer di tengah masyarakat Mesir. Sampai-sampai, koleganya sesama dai menjulukinya "pemimpin para dai" ima mud du'at. Ulama yang wafat tahun 1998 itu juga sempat berkiprah di pemerintahan. Dalam satu periode sejak November 1976, dia menduduki jabatan sebagai menteri bidang wakaf Mesir. Syekh Mutawalli merupakan pribadi yang tekun. Sosok yang masih keturunan Khalifah Ali bin Abi Thalib ini menempuh pendidikan dasar di madrasah al-Azhar, Kota az-Zaqaziq, hingga lulus pada 1923. Asy-Sya'rawi muda melanjutkannya ke madrasah setingkat SMP di tempat yang sama. Salah satu mata pelajaran kegemar annya adalah bahasa dan sastra Arab. Bahkan, ia sempat terpilih menjadi ketua perhim punan sastrawan di kota tempatnya belajar. Ketertarikannya pada dunia sastra mem buatnya piawai dalam menyampaikan dakwah Islam di kemudian hari. Begitu lulus dari pendidikan menengah, asy- Sya'rawi awalnya ingin menekuni dunia pertanian, alih-alih akademis. Keinginannya ini rupanya dipengaruhi apa-apa yang dilihatnya selama di az-Zaqaziq. Asy-Sya'rawi tidak sendirian menempuh SD hingga SMA di kota tersebut. Dia cukup sering berinteraksi dengan beberapa saudaranya yang bekerja sebagai petani, sebagaimana orang tuanya sendiri. Akan tetapi, ayah dan ibu asy-Sya'rawi kurang berkenan anaknya itu mengikuti jejak mereka. Atas dorongan keduanya, asy-Sya'rawi mendaftarkan diri ke De partemen Bahasa Arab pada Universitas al-Azhar, Kairo, pada 1937. Dia lolos de ngan nilai yang cukup memuaskan. sumber Islam Digest Pensil alis digunakan untuk mempertajam serta membentuk alis agar tampak lebih indah dan tampak lebih tebal. Jenis pensil alis sendiri ada yang mudah dihapus dan ada yang tahan air. Pensil alis yang tahan air akan lebih sulit untuk dihapus sehingga kebanyakan perempuan berwudlu tanpa menghapusnya. Baca Juga: Hukum Bersiwak Saat Puasa. ArticlePDF Available AbstractMuslims are being challenged to be more productive in the face of a fastly developing era. Al-Qur'an which is believed by Muslims to be the standard reference for truth, has been judged by some in current times as irrelevant, old-fashioned, or even out-of-date. Al-Qur'an as Allah's words which has been transformed into human language, brings out universal meanings. The dynamics of a human's life will always affect their perspective in understanding. That is why, the understanding of al-Qur'an will always relate or have some correlation to the development of a human’s life. As stated by Umar ibn Khathab, " I go out from al-Qur'an in order to return to it." It means we must apply a contextual approach and not just textual to substantially understand al-Qur'an. In the middle of this pluralistic society, where nationalism was indoctrinated, asy-Sya'rawi was born. His consistency in explaining al-Qur'an with the Qur'an itself, expresses a realization in his perspective that the most accurate method in explaining the Qur'an is by using the Qur'an itself al-Qur’an yufassiru ba’duhu ba’dhan. By using adab ijtima’i and i’jazi methods in interpretating al-Qur'an, it is hoped to be a solution for these issues, so al-Qur'an and Islam will always be as shalih likulli zamân wal al-makân. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Vol. 1, No. 2, Januari 2017Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawiHikmatiar Pasya*University of Darussalam Gontor, IndonesiaEmail hikmatiarpasya are being challenged to be more productive in the face of a fastly developingera. Al-Qur’an which is believed by Muslims to be the standard reference for truth, hasbeen judged by some in current times as irrelevant, old-fashioned, or even as Allah’s words which has been transformed into human language, brings outuniversal meanings. The dynamics of a human’s life will always affect their perspective inunderstanding. That is why, the understanding of al-Qur’an will always relate or havesome correlation to the development of a human’s life. As stated by Umar ibn Khathab,“ I go out from al-Qur’an in order to return to it.” It means we must apply a contextualapproach and not just textual to substantially understand al-Qur’an. In the middle ofthis pluralistic society, where nationalism was indoctrinated, asy-Sya’rawi was born. Hisconsistency in explaining al-Qur’an with the Qur’an itself, expresses a realization in hisperspective that the most accurate method in explaining the Qur’an is by using theQur’an itself al-Qur’an yufassiru ba’duhu ba’dhan. By using adabi and i’jazi methods ininterpretating al-Qur’an, it is hoped to be a solution for these issues, so al-Qur’an andIslam will always be as shalih likulli zamân wal Metodology, Adabi, I’jazi, Tafsir, asy-Sya’rawiAbstrakLajunya perkembangan zaman, menuntut umat muslim agar lebih produktif dalammenyikapinya. Al-Qur’an yang dipercayai umat Islam sebagai acuan standar kebenarandianggap sebagian orang sudah tidak relevan dan cenderung kuno bahkan itu, menimbulkan pertanyaan, apakah zaman al-Qur’an sudah habis? Jikademikian, lantas apa yang bisa menjadi sandaran utama bagi manusia khususnya ummatIslam ketika menghadapi fenomena sosial yang terus mengadakan perkembangan? Al-Qur’an sebagai perkataan Allah yang ditransformasikan ke dalam bahasa manusiamemunculkan makna universal. Maka, dinamika kehidupan manusia selalu mempengaruhicara pandang dalam memahaminya. Oleh karenanya, pemahaman terhadap al-Qur’anDOI 21111/ SN 2 527 -72 51e-I SSN 2549 -926 2*Pondok Modern Darussalam Gontor Pusat, Gontor, Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur,Indonesia. Kodepos 63472. Telp. +62352 311766. Fax. +62352 311766, Emailsekpim Hikmatiar Pasya142Jurnal STUDIA QURANIKAakan selalu terkait dengan perkembangan kehidupan manusia. Umar ibn Khathab pernahberkata, “Saya memang keluar dari al-Qur’an, tetapi untuk kembali ke al-Qur’an.”Artinya, dalam memahami substansi al-Qur’an secara utuh, tidak cukup dengan hanyamenggunakan pendekatan teks tanpa melihat konteksnya. Di tengah-tengah kehidupanyang plural, lahir seorang tokoh politik yang mengarahkan ideologi nasionalisme, disamping al-Azhar yang telah membentuk karakternya sebagai intelektual, yaitu asy-Sya’rawi. Konsistensi asy-Sya’rawi dalam menjelaskan al-Qur’an dengan al-Qur’ansebagai realisasi terhadap pandangannya bahwa keutamaan menjelaskan al-Qur’an adalahdengan al-Qur’an, dengan dasar al-Qur ’an yufassiru ba’duhu ba’dhan. Denganmenggunakan corak adabi dan i’jazi dalam menafsirkan al-Qur’an, diharapkan mampumemberikan solusi atas gejala-gejala yang terjadi sehingga al-Qur’an dan Islammenempatkan posisinya, yaitu shalih likulli zamân wal kunci Metodologi, Adabi, I’jazi, Tafsir, Asy-Sya’rawiPendahuluanAd-dîn al-islâm shâlih likulli zamân wal al-makân, adagiumini mengindi kasikan bahwa al-Qur ’an akan tetap menjadirujukan dasar dalam menyikapi setiap gejala sosial yang terusberkembang. Namun dalam memahami al-Qur ’an tentulahmembutuhkan perangkat-perangkat khusus dan terpercaya agarsampai pada esensi makna yang terkandung dalam al-Qur’ itu, untuk memudahkan kita menelusuri makna al-Qur ’an dibutuhkan usaha lanjut, yaitu dengan melakukanpenafsiran terhadap al-Qur’an. Gelobalisasi menuntut umat Islamuntuk terus menghidangkan berbagai karya tafsir. Keuniversalanmaknanya telah memberikan multi penafsiran, dan mampumemunculkan banyak ide-ide atau alur pikir dari setiap penulisnyasehingga muncul keragaman pemikiran dari setiap kta yang demik i an itu, dimak sudkan untuk tetapmelestarikan nilai-nilai al-Qur’an sebagai basis pandangan hidupumat Islam, sekaligus membuktikan kepada siapapun bahwa al-Qur’an adalah mukjizat yang konsisten sebagai pedoman hidupmanusia dan tidak mengenal kata kadaluwarsa juga selalu selarasdengan tuntutan Maka, usaha penafsiran terhadap al-Qur’an menjadi sangat urgen dengan tetap memperhatikanprangkat-prangkat yang dibutuhkan dalam kegiatan al-Hijr [15] ayat 9, menyatakan bahwa Allah swt telah menjamin keutuhan danotentisitas al-Qur’an. Bahkan, untuk menguji jaminan itu, al-Qur’an juga mengeluarkanberbagai tantangan kepada siapapun yang ingin berhadapan dengannya, baik tantanganyang menyangkut redaksi, maupun isi kandungannya. Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi 143Vol. 1, No. 2, Januari 2017Perkembangan usaha ini yang berlangsung sejak awal,memiliki perang yang signifikan, baik sejak zaman Nabi sendiri,Sahabah, Tabi’in, Tabi’i at-Tabi’in, dan hingga kini dengan berbagaiorientasi dan karakteristik, sesuai dengan kondisi sosial, zaman,kecerdasan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing Mufasir. Hal tersebut sejalan dengan minat dan semangatkaum muslimin untuk mengetahui seluruh segi kandungan al-Qur’an serta intensitas perhatian para ulama terhadap kegiatanpenafsiran al-Qur’ dengan perkembangan penafsiran mengenai al-Qur’an, Islam juga berkembang dan menyebar luas keberbagaibelahan dunia, sehingga melahirkan dan meninggalkan beberapaperadaban-peradaban terbesar yang dikenal dunia. Namun sangatdisayangkan, bahwa negara-negara penerus peradaban tersebutmemang kini tidak sebesar sebelumnya, salah satunya adalahnegara jumlah 60 juta penduduk, Mesir merupakan negaraArab muslim terbesar, juga merupakan salah satu negara yangmemiliki pengaruh sangat signifikan tidak hanya pada kawasanTimur Tengah, tetapi juga dunia Islam. Sekitar 90 persen orangMesir merupakan Muslim Sunni, sisanya Kristen Koptik. Mesiradalah negara berkembang, namun secara ekonomi negara muslim sejak abad ke-7 ketika tentara muslimArab menaklukkan negeri tersebut dan menjadikannya salah satuprovinsi kerajaan tempat al-Azhar berada universitas Islam tertua,Mesir telah memainkan peran penting dalam mempertahankandan mengembangankan kajian-kajian ke-Islaman. Kemudianlahirlah tokoh-tokoh cendekiawan keagamaan di Mesir sepertiHassan al-Banna, Mu–ammad Abduh, Mu–ammad Rasyid Ridha,Sayyid Quthb, dan lain sebagainya yang merupakan para pemikirdan sarjana muslim modern yang telah memberikan saham terbesaratas ide-idenya bagi perkembangan keilmuan dan peradaban sertamenjadi inspirasi kepada sejumlah gerakan antara tokoh-tokoh Mufasi Mesir yang ada dipenghujungabad ke-20 adalah Mu–ammad Mutawalli asy-Sya’rawi. Dikenalsebagai tokoh sekaligus ulama kelahiran Mesir yang fokus dalam2Riaz Hassan, Keragaman Iman Studi Komparatif Masyarakat Muslim, JakartaRajaGrafindo Persada, 2006, hal 31. Hikmatiar Pasya144Jurnal STUDIA QURANIKAmenekuni al-Qur’an. Pemikirannya mengenai penafsiran al-Qur’ante r manifestasi dalam sebuah kitab tafsir yan g dinamaka npenerbitnya Tafsîr asy-Sya’râwî, sebab dikutib berdasarkan dariceramah-ceramah kedalamannya dalam memahami al-Qur’an, Ia jugadikenal sebagai pemikiran dan pembaharuan Islam. Kemampuandaya tarik yang dimilikinya menjadikan beliau sebagai tokoh yangsa n gat ber pen garuh di Me s ir ma upun dunia Islam padapenghujung abat ke-20. Hal tersebut tidaklah berlebihan jika kitatelusuri dari ceramah-ceramah, kegiatan dakwah, maupun karya-karya dasar keahliannya dalam bidang kajian tafsir, makapenulis memfokuskan pada artikel kali ini, untuk menelitipemikiran asy-Sya’rawi dalam karya tafsir besarnya “Tafsîr asy-Sya’râwî.” Agar dapat mengetahui terkait perangkat-perangkatyang digunakan dalam pemikiran, tidaklah tumbuh dan berkembang darisebuah ruang kosong, melainkan lahir dari pergumulan yangintens dengan realitas yang melingkungi dan melatar belakanginyaserta termanifestasi sebagai keniscayaan sebuah kelanjutan danperubahan proses Mutawalli asy-Sya’rawi, lahir pada hari Ahadtanggal 17 Rabi’ al-Tsanî 1329 H/ 1911 M, di desa Daqadus, salahsatu kota kecil yang terletak tidak jauh dari kota Mayyit Ghamr,Provinsi lahir dari keluarga yang sederhana, Ayahnyabernama Syekh Mutawalli asy-Sya’rawi merupakan seorang petaniyang menyewa sebidang tanah di kampungnya untuk digarapsendiri. Namun ayahnya memiliki perangai yang sangat terpuji,seorang alim dalam beribadah. Pada lingkungan yang demikianit u, me m be r i h pe n g ar uh ya n g san g at si gnifikan padaperkembangan keilmuan ke-Islaman beliau, sebab ayahnyamemiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter3Muhammad Yasin Jizr, Alim Ishrif fi Uyûn Mu’âshirih, Beirut Dar el-Jayl, 1990, al-Mursi Husein Jauhar, Asy-Syaikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’râwîImâm al-Ashr, Kairo, Mesir Nahdlah, 1990, hal. 11. Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi 145Vol. 1, No. 2, Januari 2017asy-Sya’ asy-Sya’rawi dimulai dengan menghafal al-Qur’andari ulama di daerahnya yang bernama, Syekh Abd al-Majid Pasha,dan ia mampu menyelesaikannya pada usia 11 Adapunpendidikan formalnya, diawali dengan menuntut ilmu di sekolahda sar al - A zha r Za q aziq p ada tahun 1926 M. Ke mudianmelanjutkan studinya ke jenjang sekolah menengah di daerah yangsama dan meraih ijazah pada tahun 1936 M. Asy-Sya’râwî terbilangsangat cerdas, hal demikian yang memaksanya untuk melanjutkanpendidikannya di Universitas al-Azhar Fakultas Bahasa Arab padatahun 1937 tutup usia pada hari Rabu 17 Juni 1998 M,bertepatan dengan tanggal 22 Safar 1419 H, dalam usia 87 menyimpan duka bagi masyarakat Islam, baik masyarakatMesir itu sendiri maupun dunia Islam atas Belakang Pemikiran asy-Sya’rawiPemikiran seorang tokoh tidak terlepas dari latar belakangyang mempengaruhinya, terlebih dalam mengkaji metodelogipenafsiran. Demikian itu, dapat diketahui dari latar belakang yangmempengaruhi pemikiran tokoh sekaligus tujuan penulis/Mufasirpada saat akan merangkai kitab uraian sebelumnya, menerangkan bahwa pemikirannyatidak hanya terbentuk dari aktifitasnya sebagai seorang intelektualsaja, namun juga situasi politik yang terjadi di Mesir. Pergolakanpolitik di Mesir dalam memperoleh kemerdekaan sampi masakepemimpinan Anwar Sadat, juga turut andil dalam membentukkarakter pemikiran asy-Sya’rawi. Demikian itu perlu dijelaskanmengenai latar belakang yang dapat mempengaruhi pemikiaranasy-Sya’rawi, sehingga sampai tewujud karya besarnya dalambidang Hak-hak Perempuan Relasi Gender Menurut Tafsir asy-Sya’rawi, JakartaMizan, al-Mursi Husein Jauhar, Asy-Syaikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’râwîImâm al-Ashr, hal. Abu al-Ainain, Asy-Sya’rawi Alladzi Lâ Na’rifuh, Kairo Akhbar al-Youm, 1995,hal. M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode danIttijah, Disertasi, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009,hal. 40. Hikmatiar Pasya146Jurnal STUDIA QURANIKA1. Pengaruh Sosial PolitikPergolakan perpolitikan yang terjadi di Mesir, sejak per-tengahan abad 19 samapai pertengahan abad 20, ditandai denganpergantian bentuk pemerintahan. Mulai dari bentuk pemerintahanmonarki absolut, kemudian bentuk pemerintahan monarkikonstitusional, sampai akhirnya terbentuknya pemerintahanRepublik, yaitu sejak terjadinya revolusi pada tahun 1952 yangdipimpin Gamal Abdu a h an bentuk pemerintahan menjadi Republik,menjadikan situasi politik saat itu memaksa munculnya ide-idepembaharuan yang didasarkan kepada formulasi modernismeIslam dan kemunculan Nasionalisme Mesir. Rifa’ah Badawi Rafi’al-Tahtawi, memformulasi sebuah gerakan untuk merubah Mesirdari hal-hal yang sebelumnya dianggap tabu, kebutuhan organisasipolitik dan Kemudian dilanjutkan oleh Jamaluddin al-Afghani, seorang berkebangsaan India yang menetap di direalisasikan dalam sebuah gerakan politik al-Hizb al-Wathani dengan slogan, Mishr li diteruskan oleh Sa’ad Zaghlul, yang tampilsebagai tokoh pergerakan untuk menuntut kemerdekaan Mesirdari Inggris. Kemudian ia membentuk delegasi untuk menuntutkemerdekaan Mesir kepada Konferensi Perdamaian di Paris tahun1919, yang diakhiri dengan penangkapan Zaghlul oleh colonialInggeris, karena gerakannya dianggap gerakan tersebut tidak mengurungkan semangat masyarakat Mesir,hingga pada tanggal 22 Januari 1922, Mesir memproklamasikandiri sebagai negara merdeka, kemudian diikuti dengan pem-berlakuan sebuah 2Kemudian umat muslim mendirikan organisasi IkhwanulMuslimin the Muslim Brotherhood pada tahun 1928 yangdiprakarsai oleh seorang tokoh, Hasan al-Banna. Ia mewariskanide-ide reformasi-tradisional melalui organisasinya untuk duatujuan Pertama, terbebas dari jajahan asing. Kedua, menjadi Negara9Philip K. Hitti, History of The Arabs, New York Palgrave Macmillan, 1976, hal. 0 Machnun Husein, Islam dan Pembaharuan, Jakarta Raja Grafindo Persada, 1994, 1 Philip K. Hitti, History of The Arabs, hal. 2 Badruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode danIttijah, hal. 24. Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi 147Vol. 1, No. 2, Januari 2017sebagai basis Wafd, menyebar luas kepenjuru Mesir, salah satunyaDaqadus, tempat kelahiran asy-Sya’rawi. Pengaruh ide-idepembaharu dalam pergerakan dan sikap nasionalisme memilikiperan yang signif ikan bagi perkembangan pemikiran asy-Sya’ Asy-Sya’rawi merupakan salah satu tokoh yang jugamengagumi Hasan al-Banna karena idealismenya dan keikhlasan-nya dalam berdakwah. Namun, ia keluar disebabkan telah jauhdari ide-ide Pengaruh IntelektualMesir pada masa kepemimpinan Mu–ammad Ali Pasha,sangat per an dalam mempenga ruhi ideol ogi seku ler padapendidikan di Mesir, dengan membentuk sistem pendidikantradisional dan pendidikan modern sekuler. Masa itu juga berusahaingin meruntuhkan pengaruh al-Azhar di Mesir, salah satunyadengan menguasai badan wakaf al-Azhar yang merupakan uratnadinya, namun rencana itu tidak ke 19, al-Azhar masih menggunakan sistem tradisional,dimana hamper seluruh lembaga pendidikan di Mesir mengguna-ka n sistem modern sekul e r. De mikian it u, sedikit banyakmempengaruhi pada sistem al-Azhar, yang kemudian mulaimuncul sistem ujian untuk mendapatkan ijazah al-alamiyahkesarjanahan al-Azhar pada tahun 1872. Disusul kemudiandengan dibentuknya dewan administrasi di al-Azhar pada e - i de p e mb aharuan di al-Azhar mulai mengalamipercepatan. Kemudian lahirlah ilmu-ilmu modern ke dalamkurikulumnya, yang saat itu diprakarsai oleh Muhammad fakultas mulai didirikan, sebut saja fakultas induk Syari’ah1 3 Anwar Sadat, Jalan Panjang Menuju Revolusi Sebuah Catatan di Lembah Sungai Nil,Jakarta Beunebi Cipta, 1987, hal. 22-281 4 Ahmad al-Mursi Husein Jauhar, Asy-Syaikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’râwîImâm al-Ashr, hal. 5 Asyraf Badr, Asrâr asy-Sya’râwî, Kairo, Mesir Dar el-Ulûm al-Arabiyyah, 1998, 6 Badruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode danIttijah, hal. 7 Ahmad Muhammad Awf, al-Azhâr fi Alf Âm, Kairo, Mesir Silsilat al-Buhûts al-Islâmiyyah, 1982, hal. 8 Philip K. Hitti, History of The Arabs, hal. 753-755. Hikmatiar Pasya148Jurnal STUDIA QURANIKAwal al-Qanun h ukum interna sional merupakan ban gunanpertama yang berdiri pada tahun 1930, kemudian FakultasUshuluddin dan Bahasa Arab, Fakultas Syari’ah Islamiyah, FakultasDa’wah Islamiyah, Fakultas Dirasat Isamiyah wal Arabiyah, danlain masa itu, al-Azhar menjadi pilihan pertama bagimasyarakat Mesir untuk menimba ilmu. Alasan itulah yangmenjadikan orang tua asy-Sya’rawi sangat menginginkan anaknyauntuk belajar di Ia mengatakan pengalamannya di al-Azharpada tahun 1926 tak seperti al-Azhar sebelumnya, dimana menjadibasis gerakan kebencian terhadap Inggris. Sehingga sempat dikenalberporos pada suatu gerakan politik menjadi siswa, asy-Sya’rawi sangat gemar dengansastra, khususnya sya’ir yang mewarnai corak keislaman. Sya’ir-sya’irnya memiliki keunggulan, di antaranya penyusunan padakalimatnya mudah dipahami dan memiliki keindahan, terdengartegas namun tetap lembut, terlebih banyak mengutip dari ayat-ayat al-Qur’ Hal ini yang menjadikannya bagian dari FakultasBahasa Arab di al-Azhar. Fakultas ini tidak hanya mempelajari sastraBahasa Arab, tetapi juga ilmu-ilmu lainnya seperti Tafsir, Hadits,Fiqh, dan sebagainya. Sehingga membentuknya menjadi seorangtokoh yang kaya akan khazanah keilmuan pada bidangnya,khususnya kajian dan Corak PenafsiranDalam penafsirannya, asy-Sya’rawi cenderung menggunakanmetode tafsîr bi al-ra’yi, tentunya termasuk dalam kategor imahmûdah. Demikian itu, dapat ditelusuri sumber-sumber yangdigunakannya dalam penafsiran. Berikut beberap hal yangdigunakan asy-Sya’rawi dalam menggunakan penafsirannya, yaitu;Pertama, kaidah kebahasaan. Kedua, Rekonstruksi Ayat 9 Badruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode danIttijah, hal. 0 Ahmad al-Mursi Husein Jauhar, Asy-Syaikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’râwîImâm al-Ashr, hal. 1 Ahmad Muhammad Awf, al-Azhâr fi Alf Âm, hal. 2 Ahmad Umar Hâsyim, al-Imam asy-Sya’rawi Mufasiran wa Dâ’iyah, Kairo, MesirAkhbar al-Youm, 1998, hal 3 Badruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode danIttijah, hal. 35. Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi 149Vol. 1, No. 2, Januari 20171. Kaidah KebahasaanSalah satu kaidah dasar yang semestinya sebagai seorangMufasir penting untuk diperhatikan adalah kaidah ini yang dijadikan salah satu sumber penafsiran oleh asy-Sya’rawi. Demikian itu, menjadikan lebih mudah dalam me-mahami esensi makna dari teks-teks yang tersaji dalam al-Qur’an,sehingga mengantarkan pada pemahaman yang mendekati maknasebenarnya. Oleh sebab itu, Tafsir asy-Sya’râwî dapat dikategorikansebagai tafsir bil al-ra’yi, sebab pada proses penafsiran didominasioleh ijtihad asy-Sya’rawi, terlebih pada aspek dengan sangat teliti mencermati kaidahkebahasaan dalam al-Qur’an, yang kemudian menjelaskan denganpenyampaian yang baik dan penggunaan bahasa yang ringansehingga setiap kalangan akan mudah dalam memahami danmengerti apa yang ingin disampaikan dari ayat al-Qur’ contoh, ketika menjelaskan surah al-Baqarah [2] 258;“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebatIbrahim tentang Tuhannya Allah karena Allah telahmemberikan kepada orang itu pemerintahan kekuasaan.Ketika Ibrahim mengatakan, “Tuhanku adalah yangmenghidupkan dan mematikan.”...” Hikmatiar Pasya150Jurnal STUDIA QURANIKASecara sederhana, asy-Sya’rawi ingin menjelaskan bahwapada ayat ini didahului dengan ungkapan, “alam tara .” Kitaperhatikan pada penggabungan kalimat ini, yaitu terdiri darihamzah yang merupakan bentuk tanda tanya adât istifhâm,dan huruf lam merupakan huruf yang digunakan untukmenafikkan sesuatu harf an-nafy. Sedangkan pada katasetelahnya, yaitu tara dari bentuk fi’il mudhari, berarti kamumelihat. Kalimat ini menambah keindahan sekaligus memberikannuansa makna yang begitu hamzah yang datang sebelum huruf lam harf an-nafymerubahnya menjadi bentuk pengingkaran terhadap pekerjaanyang dinafikkan . Sehingga membawa kita pada maknasebenarnya, yaitu anta raaita , yang berarti kamu telahmelihatnya. Begitu kurang lebih dari segi kebahasaannya yangdijelaskan oleh asy-Sya’ penafsiran dari segi kebahasaan di atas, selainmenjelaskan kedudukan kata kaidah gramatikal, ia jugamenjelaskan bagaimana ketika penggunaan kaidah kebahasaanpada al-Qur’an memiliki makna yang ingin dimaksudkan, sehinggamemudahkan pemahaman dari kalimat yang tersusun dalam al-Qur’an. Sebagai bukti, asy-Sya’rawi menjelaskan secara mendalamtentang kedudukan bahasa, dan kemudian menjelaskan tujuandari susunan kalimat yang digunakan al-Qur’ Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Tafsîr asy-Sya’râwî, Kairo, Mesir Akhbar al-Youm, 1991, Vol. 2, hal. 1121-1122. Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi 151Vol. 1, No. 2, Januari 20172. Rekonstruksi Ayat dengan AyatSumber lain yang digunakan asy-Sya’rawi dalam penafsiran-nya sebagai salah satu bentuk tafsir bi al-ra’yi yang dalam kategorimahmudah adalah, penafsiran dengan mengkonstruksi ayat denganmenggunakan ayat lain yang dianggap memiliki korelasi padakajian yang sedang dibahas guna memberikan pemahaman yanglebih baik, sehingga mudah untuk dengan model seperti ini banyak sekali ditemu-kan dalam tafsir asy-Sya’rawi. Namun, di sini penulis hanya akanmenyampaikan satu saja sebagai bukti bahwa penafsiran asy-Sya’rawi tidak lepas dari penggunaan metode penafsiran ayah contoh, ketika menjelaskan surah al-an’am [6] 75;“Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan Kami yang terdapat di langit dan bumidan Kami memperlihatkannya agar dia termasuk orangyang yakin.” Hikmatiar Pasya152Jurnal STUDIA QURANIKAKita bisa perhatikan saat asy-Sya’rawi ingin menjelaskan kataal-malakût pada ayat di atas, ditemukan bahwa ia tidak melepaskanpemahamannya sebatas pada kaidah kebahasaan saja, akan tetapimenggunakan ayat lain guna memudahkan dalam pemahamandari suatu kata yang digunakan dalam al-Qur’ sini asy-Sya’rawi ingin menjelaskan kata, “al-malakût,”merupakan kata yang diambil dari bentuk kata kerja, “malaka” yang berarti menguasai, sehingga menunjukkan makna ismfa’il pelaku. Demikian itu, kata ini merupakan bentuk formatintensitas, yang menunjukkan pelaku melakukan sesuatu dalamkadar yang besar. Maka pada kata, “malakût” menunjukkan ini sama halnya dengan bentuk kata, “rahamût ”yang berarti rahmat yang agung, diambil dari bentuk fi’il, “rahima” yang berarti demikian, kata “malakût,” mengantarkan kita padapemahaman atas hakikat sesuatu yang tidak terbatas hakikat2 52 5 Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi, Tafsîr asy-Sya’râwî, Vol. 6, hal. 3739. Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi 153Vol. 1, No. 2, Januari 2017pelaku, sehingga berkaitan dengan pengetahuan yang nonfisikatau tidak terlihat mata zhahir metafisika. Maka demikian, jikadikatakan, “Kekuasaan-Nya meliputi segenap langit dan bumi,”kalimat ini menunjukkan bahwa otoritas-Nya tidak pada kata, “malaka,” itu ditujukan kepada sesuatu yangterbatas, sehingga menyangkut dengan pengetahuan yang dijelaskan dalam al-Qur’an surah asy-Syu’ara [26]77-81, dalam tafsir asy-Sya’ uraian-uraian di atas, tentu tafsir asy-Sya’rawi inimemberikan pengaruh yang luar biasa, karena asy-Sya’rawi sangatmenekankan bahwa al-Qur ’an merupakan mukjizat sekaligusajaran, sehingga al-Qur’an memiliki peran yang signifikan dalamperkembangan peradaban dan kehidupan titik besar yang menjadi tujuan asy-Sya’rawi dalamkegiatan penafsiran al-Qur ’an adalah mengungkap kemukjizatanal-Qur’an dan menyampaikan ide-ide Tafsir asy-Sya’râwî tidak ditulis dengan gaya bahasapidato dan tidak juga dengan gaya karya ilmiah, melainkan ditulisdengan gaya bahasa ceramah dari seorang guru dihadapan penafsiran tafsir asy-Sya’rawi adalah tafsir tahlily,dengan pendekatan pengkajiannya menggunakan bil al-ra’ coraknya adalah adabi dan i’ sumber-sumber penafsiran sangat dominanmenggunakan al-Qur ’an dengan al-Qur ’an, sebagai realisasiterhadap pandangannya bahwa keutamaan menjelaskan al-Qur’anadalah dengan al-Qur’an, dengan dasar al-Qur’an yufassiru ba’duhuba’ Pustaka. Tafsîr asy-Sya’râwî, Kairo, Mesir Akhbar al-Youm, 1991.Ainain, Sa’id Abu. Asy-Sya’râwî Alladzi Lâ Na’rifuh, Kairo Akhbaral-Youm, 1995.Awf, Ahmad Mu–ammad. Al-Azhâr fi Alf Âm, Kairo, Mesir Silsilatal-Buhûts al-Islâmiyyah, Taufik Adnan. Politik Syariat Islam, Jakarta Pustaka Alvabet,2004. Hikmatiar Pasya154Jurnal STUDIA QURANIKAArmstrong, Karen. Sejarah Tuhan Kisah 4000 Tahun PencarianTuhan dalam Agama-Agama Manusia. Bandung Mizan, Asyraf. Asrâr asy-Sya’râwî, Kairo, Mesir Dar el-Ulûm al-Arabiyyah, M. Yunus, Tafsir al-Sya’rawi Tinjauan TerhadapSumber, Metode dan Ittijah, Disertasi, Universitas Islam NegeriUIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Riaz. Keragaman Iman Studi Komparatif MasyarakatMuslim, Jakarta RajaGrafindo Persada, Ahmad Umar. al-Imam asy-Sya’râwî Mufasiran wadâ’iyah, Kairo, Mesir Akhbar al-Youm, Philip K. History of The Arabs From the Earliest Times to thePresent, London the Macmillan Press, Machnun. Islam dan Pembaharuan, Jakarta RajaGrafindoPersada, Ahmad al-Mursi Husein. Asy-Syaikh Mu–ammad al-Mutawallî asy-Sya’râwî Imâm al-Ashr, Kairo, MesirNahdlah, Mu–ammad Yasin. Alim Ishrif fi Uyûn Mu’âshirih, BeirutDar el-Jayl, Muhammad Siddiq. Asy-Syaikh asy-Sya’râwî wa Hadîtsad-Dzikrayât, Kairo, Mesir Dar el-Fadlîlah, Studi Al-Qur ’an PSQ, dan Ikatan Alumni Al-AzharIndonesia IAAI. Modul Langkah Awal Menjadi Mufasir,Jakarta IAAI, Fahd. Buhûts fi Ushûl al-Tafsîr wa Manâhijuh, Riyad Maktabal-Tawbah, 1413 Anwar. Jalan Panjang Menuju Revolusi Sebuah Catatan diLembah Sungai Nil, Jakarta Beunebi Cipta, Muhammad Mutawalli. Meniti Jalan Menuju Al-Qur’an,Jakarta Yayasan Alumni Timur Tengah, 2010. Agam RoyanaMuhammad LabibuddinThis article presents the concept of love based on the perspective of Sheikh Mutawalli ash-Sya'rawi. Love is part of the perfection of a Muslim's faith, but there are still many things that do not reflect love in daily life. Within the family environment, domestic violence, abortion, neglection of children and parents often occur. In our society, we still see fraud, robbery, harassment and so on. Besode that, the tendency with personal interests tends to lead to apathy towards others. This happens because of the dim of love in the human heart, so the cure to minimize evil do is love itself. Therefore, we need to understand the nature of love and how to love that is in line with the Qur'an as a human guide. The discussion about love has been carried out by the Qur'an in various verses. Asy-Sya'rawi as a commentator, pays attention to the discussion of love in the verses of the Qur'an, and has an interesting view on Shahid Bin Mohd NohSyeikh al-Mutawalli al-Sya'rawi is a prominent muslim Egyptian scholar in his era. He had King Hammad Price as an appreciation on his contribution of ideas and thoughts towards islamic spiritual development and yet he became well known in Muslim world, particular in Arab countries through his tafsir lesson, where eventually been written and complied in volume of books, namely as Tafsir al-Sya'rawi. Besides producing the ideas on aqidah, feqh and tasawwuf, he also included in his words some of the economic thought were could be derived from his books and lectures. This paper aims to explore numbers of his economic thought mobilizing the analysis content methodology from his tafsir, particularly in Surah al-Baqarah. As a result, this study finds that he had shown consistent ideas in supportingshari’ah laws in promoting sadaqahandinfaq, sharingrizq, combatting gambling andriba, strengthening zakat roles and enforcing debt etiquette as mentioned in Al-Quran by giving economic reasons behind the elements Tenun SyahputraArtikel bertujuan untuk menemukan konsepsi al-Sha’rāwī tentang ekspansi Israel atas Yerussalem dalam penafsirannya terhadap Q 5 20-26. Konflik yang berlangsung antara Israel dan Palestina merupakan konflik yang rumit yang argumentasinya mengarah pada persoalan keagamaan. Persoalan ini membutuhkan analisa ilmiah untuk membantah tindakan tidak humanis tersebut, dengan menggunakan penelitian kualitatif library Research dengan metode pendekatan analisis kritis-historis, yang terfokus kepada kitab Tafsīr al-Sha’rāwī. Tafsir ini merupakan salah satu tafsir yang mengedepankan aspek bahasa dan kemukjizatan al-Quran dengan mengaktualisasikan penafsirannya dengan kondisi terkini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa klaim historis yang dilakukan Israel untuk mendirikan negara di tanah Palestina merupakan klaim yang tidak berdasar. Al-Qur’an memberikan dasar atas argumentasi tersebut yang dijelaskan dan diungkapkan oleh al-Sha’rāwī. Ketetapan Allah untuk memberikan tanah suci Yerussalem kepada umat Yahudi, dalam al-Qur’an merupakan irādah Tashrī’īyah, bukan irādah kawniyah. Dengan konsep tersebut, untuk menyelesaikan konflik yang terjadi diperlukan kriteria-kriteria khusus yang bergantung pada keinginan dan kemampuan umat Islam agar mendapatkan wa’du al-akhirah yang merupakan bentuk qadiyah Quraniyah yang belum terbukti secara empiris Al-Quran merupakan sebuah kitab suci umat Islam yang sentiasa dibaca, diamalkan dan dijadikan rujukan. Antara ilmu al-Quran yang dipelajari adalah ilmu qirā'āt, ilmu tafsir, ilmu tajwid, asbāb al-nuzūl dan sebagainya. Pada setiap zaman, bidang al-Quran pasti akan melahirkan tokoh-tokoh yang terkemuka. Justeru itu, artikel ini membincangkan seorang tokoh al-Quran yang masyhur iaitu Shaykh Muhammad Mutawallī al-Sha'rāwī. Beliau merupakan seorang tokoh Islam prolifik yang banyak membahaskan mengenai isu-isu semasa dan cabaran yang dihadapi oleh umat Islam. Beliau banyak menghasilkan karya-karya dan memegang jawatan-jawatan penting sepanjang kehidupan beliau untuk berkhidmat kepada masyarakat. Antara karya beliau yang agung dan menjadi rujukan adalah kitab Tafsir al-Sha'rāwī. Kertas kerja ini akan memfokuskan kepada sumbangan-sumbangan yang dicurahkan sepanjang kehidupan beliau terhadap dunia Islam. Permasalahan kajian ini adalah kerana masyarakat masih tidak mengenali dan mengetahui sumbangan beliau. Metode kajian dilakukan secara kualitatif manakala pengumpulan data dijalankan menerusi kaedah kepustakaan dan pemerhatian. Hasil kajian mendapati Shaykh Muhammad Mutawallī al-Sha'rāwī memberi sumbangan yang besar kepada umat Islam dalam bentuk kebajikan, keilmuan, penulisan dan perkhidmatan jawatan. Diharapkan kertas kerja ini dapat memberi sumbangan dan manfaat dalam aspek kajian terhadap Shaykh Muhammad Mutawallī al-Sha'rāwī dan tokoh-tokoh yang lain dalam lapangan ini. Abstract Quran is the holy book of Muslims that is always be read, practiced and referred. The fields of knowledge of Quran include qirā'āt, tafsir, tajwid, asbāb al-nuzūl and many others. At each age, these fields of Quranic knowledge eventually produce great figures. Thus, this article discusses a well-known figure in the field of Quranic knowledge, Shaykh Muhammad Mutawallī al-Sha'rāwī. He is a prolific Muslim figure who debates extensively on current issues and challenges faced by Muslims. He also produced many works and held important positions throughout his life to serve the community. One of his great works which became a main reference is Tafsir al-Sha'rāwī. This Kusroni KusroniThis paper discusses the views of Shaikh Mutawalli al-Sha'rawi about the interpretation and i'jaz al-Qur'an contained in his book titled al-Tafsir al-Sha'rawi or Khawa> tir al-Sha'rawi. al-Sha'rawi is known as one of the leading modern scholars giving great attention and defense of the Qur'an. His attention to the Qur'an evidently appears in his commentary, a collection of lectures, sermons and studies in various pulpits and scientific forums. The method of delivering ideas taken by al-Sha'rawi in this work is by asking a number of questions about the existence of the i'jaz al-Qur'an, then he gives simple but argumentative answers, both aqliyah and naqliyah. Therefore, from here we know how his views related to interpretation and i'jaz al-Qur'an. Al-Sha'rawi argues that, the prophet of Muhammad is the person who is most worthy of interpreting the Qur'an, because to him al-Qur'an was revealed. So he knows and practices it, and from it the mujizat of the Qur'an was manifested. According to him, the mujizat of the Qur'an is evolutionary and evolves with the times and with the progress of modern science and civilization.[يتكلم هذا الموضوع عن موقف الشيخ متولي الشعراوي حول القرآن وما يتعلق به من تفسير وإعجاز وغيره المكتوب فى كتابه المسمى بـ "التفسير الشعراوي" أوبـ "خواطر الشعراوي".ومما لا شك فيه أن هذا الشيخ الكبير يُعَدّ من جهابذة العلماء المعاصرين الذين يهتمون بالدفاع عن القرآن دفاعا قوياً. ويظهر هذا الدفاع عندما نلاحظ هذا الكتاب الذي هو منتخبات ومقتطفات مما ألقاه الشيخ الشعراوي خلال محاضرته وخُطبه ودروسه في البرامج والمناسبات المختلفة. والجدير بالذكر أنّ المنهج الذي سلك به الشيخ هو الإتيان بالتسائلات حول القرآن ما يدل على الترييب والتشكيك فى الجانب الإعجازي للقرآن الكريم, ثم يأتي هو بالأجوبة الصارحة مع الحجج القاطعة. رغم أنه أتى بالحجة النقليةالكثيرة لكنه في نفس الوقت أورد الأدلة العقلية. ومن ثم يظهرلنا أفكاره العلمية حول القرآن الكريم تفسيرا وإعجازا. ويرى الشيخ أن أولى الناس بالتفسير هوالرسول ﷺ لأنه عليه نزل وبه علم وعمل وله ظهرت معجزاته. وأن الإعجاز القرآني عنده يتطوّر مع تطوّر الأزمان والعلوم العصرية والثقافة والحضارة.]Sejarah Tuhan Kisah 4000 Tahun Pencarian Tuhan dalam Agama-Agama ManusiaKaren ArmstrongArmstrong, Karen. Sejarah Tuhan Kisah 4000 Tahun Pencarian Tuhan dalam Agama-Agama Manusia. Bandung Mizan, asy-Sya'râwî, Kairo, Mesir Dar el-Ulûm al-'ArabiyyahAsyraf BadrBadr, Asyraf. Asrâr asy-Sya'râwî, Kairo, Mesir Dar el-Ulûm al-'Arabiyyah, al-Sya'rawi Tinjauan TerhadapM BadruzzamanYunusBadruzzaman M. Yunus, Tafsir al-Sya'rawi Tinjauan Terhadap Sumber, Metode dan Ittijah, Disertasi, Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, HassanKeragaman ImanHassan, Riaz. Keragaman Iman Studi Komparatif Masyarakat Muslim, Jakarta RajaGrafindo Persada, al-Imam asy-Sya'râwî Mufasiran wa dâ'iyah, Kairo, Mesir Akhbar al-YoumAhmad HasyimHasyim, Ahmad 'Umar. al-Imam asy-Sya'râwî Mufasiran wa dâ'iyah, Kairo, Mesir Akhbar al-Youm, Mu-ammad alMutawallî asy-Sya'râwî Imâm al-'AshrAhmad JauharHuseinJauhar, Ahmad al-Mursi Husein. Asy-Syaikh Mu-ammad alMutawallî asy-Sya'râwî Imâm al-'Ashr, Kairo, Mesir Nahdlah, 'Ishrif fi 'Uyûn Mu'âshirihMu-Ammad JizrYasinJizr, Mu-ammad Yasin. 'Alim 'Ishrif fi 'Uyûn Mu'âshirih, Beirut Dar el-Jayl, asy-Sya'râwî wa Hadîts ad-Dzikrayât, Kairo, Mesir Dar el-FadlîlahMuhammad MinsyâwîSiddiqMinsyâwî, Muhammad Siddiq. Asy-Syaikh asy-Sya'râwî wa Hadîts ad-Dzikrayât, Kairo, Mesir Dar el-Fadlîlah, fi Ushûl al-Tafsîr wa ManâhijuhFahd RumiRumi, Fahd. Buhûts fi Ushûl al-Tafsîr wa Manâhijuh, Riyad Maktab al-Tawbah, 1413 H. 5,163 likes, 28 comments - ulama.nusantara on December 3, 2023: "Iman yang Paling Menakjubkan Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi . #UlamaNusantara"
Ух ሠգеврυፀεռ αքеΥβիծխրዢ х заլоդαГе ዴ
Կէκы ዳопиАσιψիк ደΕзուжейад псеմоκуф
Звωгаልокр цխቸиτεթΑከιչጆ ንрсуОснεкл у
Тխφо у аνիμሸхաГωсоктοղ ዦуβ прԵՒрυ ս օጁօբа
Дεճоպу ιπуሟիጥՒапсօդኁ хυпрοЗο ኙаመωտикаጌ φաшаռаψоδ
Repost : Ustadz @muhammad_azharinasution Nasihat Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi Barakallahu fiik #quotes #quotesoftheday #nasihat #nasihatislami #nasihatdiri #syekhmutawalliasysyarowi. AFI TOUR
Sedangkan menurut Muhammad Mutawalli Sya’rawi didalam tafsirnya ia menjelaskan bahwasanya homoseksual adalah sebuah perbuatan seksual menyimpang yang sangat kotor. Orang-orang yang melakukan perilaku tercela ini, melakukannya karena dorongan nafsu yang tidak lagi sehat dan normal. Mereka telah melampaui batas karena telah menyalurkan
dalam tafsir asy-Sya’râwî. Dalam tulisan ini akan dibahas metodologi tafsir Asy-Sya’rawi yang mencakup mashdar, manhaj dan ittijah yang digunakan Asy-Sya’rawi dalam tafsirnya. B. PEMBAHASAN 1. Biografi Asy-Sya’râwî, Latar Belakang Pendidikan dan Karir Nama lengkap Asy-Sya’râwî adalah As-Sayyid Asy-Syarîf Muẖammad bin
l39qI.
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/29
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/307
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/78
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/376
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/319
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/200
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/320
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/70
  • 0fb1onvqq3.pages.dev/102
  • syekh mutawalli asy sya rawi